Senin, 09 Mei 2011

Merindukan Pemimpin yang Adil

Kita semua mungkin sudah tahu siapa itu anggota dewan, ya. merekalah yang kita pilih untuk duduk di kursi parlemen untuk menyampaikan aspirasi rakyat, mereka dipilih oleh rakyat untuk menjadi wakil rakyat di parlemen. Namun terkadang apa yang mereka lakukan terkadang menyakiti perasaan orang-orang yang mereka wakili, bos mereka, yaitu rakyat, yang luar biasanya rakyat yang mereka wakili atau bos mereka kebanyakan hidupnya lebih melarat daripada wakil nya (Aneh...) semua fasilitas yang terbaik mereka dapatkan dari mulai kendaraan kantor dan tempat tinggal, anggaran yang dikeluarkan untuk mereka beradu argumentasi bahkan sampai adu jotos tidaklah sedikit bisa puluhan atau ratusan juta bahkan
sampai miliaran, tapi hasil yang didapatkan tidak sebanding dengan apa yang telah dikeluarkan bahkan kadang-kadang kebijakan-kebijakan yang mereka keluarkan tidak sesuai dengan keinginan rakyat bahkan terkadang, menyakiti perasaan rakyat.

Para pemimpin ini seolah-olah tidak sadar sama sekali bahwa jabatan yang mereka pegang saat ini kelak akan dipertanggungjawabkan kelak, jika saja mereka tahu bahwa begitu berat menjadi seorang pemimpin mingki mereka akan berpikir berulang kali untuk menjadi seorang pemimpin, hal ini sangat jauh berbeda sekali jika dibandingkan dengan kepemimpinan para sahabat rasul, yang dimana mereka begitu amanah dalam memegang jabatan yang dipercayakan kepada mereka, kisah yang paling terkenal adalah kisah Khalifah Umar Bin Khattab R.A dimana beliau begitu ketakutan dengan murka Allah ketika mengetahui ada seorang janda yang kelaparan sedangkan beliau tidak tahu.

Coba kita bandingkan, berapa puluh juta rakyat Indonesia yang hidup di bawah kemiskinan, berapa puluh juta anak-anak yang tidak bisa melanjutkan pendidikan ? lalu apakah kita temukan wajah-wajah penuh ketakutan diantara anggota dewan yang terhormat, bahkan bukannya ketakutan kelakuan mereka semakin menjadi-jadi, gedung baru DPR yang banyak menelan biaya tetap keukeuh dibangun di tengah banyaknya kecaman dan sindiran rakyat, alasan yang masuk akal coba mereka buat guna membenarkan pembangunan gedung baru dengan bahasa elit politik yang hanya mereka juga yang mereka sendiri yang tahu, maaf pak kami cuma rakyat biasa yang ga' ngerti politik, yang kami tahu bagaimana besok kami bisa makan, bagaimana besok saya bisa beli buku anak saya, bagaimana besok saya beli susu anak saya, keinginan kami gak banyak pak !!!

Kami ingin lihat hasil nyata kerja bapak-bapak yang kami gaji dari pajak yang bapak-bapak pungut dari kami, kalo bapak merasa tidak bisa menyampaikan suara kami mending bapak mundur saja dari sekarang mungkin itu kami anggap lebih mulia daripada mulut bapak berbusa ngomong kepentingan rakyat sedangkan kelakuan bapak tidak memperlihatkan apa yang bapak-bapak omongkan. Inikah demokrasi yang diagung-agungkan, inikah demokrasi ? yang dihasilkan dari pemikiran manusia yang terbatas ?

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "Merindukan Pemimpin yang Adil"

Posting Komentar